Peran konsultan akustik sangat penting di era yang semakin peduli lingkungan ini untuk memastikan material yang digunakan dalam proyek akustik ramah dan aman terhadap penghuni maupun lingkungan. Pemilihan material yang berkelanjutan bukan hanya tentang memperhatikan kualitas akustik, tetapi juga tentang keselarasan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Berikut beberapa peran konsultan akustik dalam pemilihan material yang berkelanjutan demi membantu menyelamatkan bumi kita.
1. Menjaga Kualitas Akustik Material
Saat memilih material untuk proyek akustik, konsultan harus memastikan bahwa kualitas akustik ruangan tetap terjaga. Material peredam suara harus efektif dalam menyerap atau mengurangi kebisingan, menghasilkan lingkungan yang nyaman dan produktif bagi pengguna ruang. Meskipun demikian, konsultan perlu mempertimbangkan material-material yang tidak hanya berkualitas akustik, tetapi juga ramah lingkungan dan aman bagi penghuninya. Terkait hal tersebut, memang cukup banyak di pasaran, material-material akustik yang mudah rontok, gatal, mudah menyerap air, merambatkan api, juga berbahan dasar material pemicu racun (misalnya mengandung formaldehyde). Tentu berbahaya bukan? Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dan kehati-hatian saat memberikan rekomendasi material akustik pada klien.
2. Pilihan Material Berkelanjutan
Konsultan akustik harus mempertimbangkan material-material yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang rendah selama siklus hidupnya. Mencakup pemilihan material yang diproduksi menggunakan bahan daur ulang, bahan ramah lingkungan, atau material yang memiliki sertifikasi keberlanjutan.
Contoh material akustik dari Acourete yang terbuat dari bahan daur ulang adalah Acourete Regupol Sonus Multi 3 – Peredam Getaran Lantai Acoustics Underlayer. Acourete Regupol Sonus Multi 3 (sebelumnya Acourete Regupol 4515) merupakan material peredam getaran yang cocok untuk mengatasi masalah getaran yang berasal dari benturan benda-benda yang bergerak di atas lantai misalnya getaran yang ditimbulkan oleh suara langkah kaki, suara subwoofer, bass drum, yang dapat memberikan dampak berupa benturan atau getaran pada struktur bangunan. Material ini juga tahan panas, ringan, bebas PVC, memiliki kualitas adhesi yang baik, tidak menimbulkan bau yang tajam, bebas VOC, ramah lingkungan karena terbuat dari bahan daur ulang.
Selain itu, ada juga material akustik Acourete yang berbahan dasar dari alam, yaitu Acourete Diathonite Acoustix – Material Peredam Kebisingan dan Penyerap Suara dengan Tambahan Manfaat Penyerap Panas. Terbuat dari baku alami dari bahan seperti gabus (cork) dalam butiran diameter sekitar 0,3 mm, tanah liat, bubuk diatom, dan bahan pengikat hidrolik. Diathonite Acoustix+ merupakan akustik plaster ramah lingkungan dan dapat didaur ulang pada akhir masa pakai menjadi inert (tidak mudah teroksidasi dan tereduksi). Kelebihan tersebut membuat material ini cocok untuk mendapatkan nilai tambahan sertifikasi bangunan seperti LEED atau WELL. Diathonite Acoustix+ cocok juga untuk merenovasi bangunan tua yang dindingnya sudah lembab karena material ini memiliki sifat breathable.
3. Pengurangan Emisi Bahan Berbahaya
Salah satu aspek penting dari pemilihan material yang berkelanjutan adalah meminimalkan emisi bahan berbahaya ke lingkungan. Konsultan akustik harus memilih material-material yang rendah emisi, sehingga tidak hanya menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan penghuni ruangan. Contoh zat berbahaya yang biasanya ada pada material adalah VOC (Volatile Organic Compound) atau senyawa yang mudah menguap. Zat ini banyak ditemukan pada bahan bangunan, termasuk cat. Sayangnya, bahan kimia yang satu ini terkenal berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga konsultan akustik perlu memahami dan mempertimbangkan hal ini.
Acourete sangat peduli dan memperhatikan hal ini, sehingga semua material akustik dari Acourete bersifat low emission (rendah emisi zat berbahaya). Material akustik dapat Anda cek di sini.
4. Analisis Siklus Hidup Material
Sebelum memilih material untuk proyek, konsultan akustik juga perlu melakukan analisis siklus hidup material tersebut. Ini mencakup mempertimbangkan aspek-aspek seperti proses produksi, penggunaan energi, pengangkutan, penggunaan, dan akhirnya pembuangan material tersebut. Dengan memahami dampak material secara menyeluruh, konsultan dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan.
img src: ecobe sustainability and design
Saat ini sudah semakin ramai Sertifikasi Cradle to Cradle yang berupaya mengukur keberlanjutan lingkungan dan sosial dari sebuah riset dalam lima kategori: kesehatan material, pemanfaatan kembali material, energi terbarukan & pengelolaan karbon, pengelolaan air, dan keadilan sosial. Berlaku untuk produk fisik, tetapi juga mempertimbangkan aspek bagaimana perusahaan menjalankan bisnis, di luar produk fisik. Sertifikasi untuk produk, seperti furnitur, makanan, pakaian, atau bahan bangunan. Dengan kata lain, semua material menggunakan bahan dasar dari alam, diproses, dan diproduksi secara alami, digunakan, didaur ulang, dan akhirnya dapat kembali ke alam dan tidak menumpuk menjadi sampah yang mengganggu kesehatan manusia serta lingkungan.
5. Edukasi dan Kesadaran Pelanggan
Peran konsultan akustik dalam memberikan pengetahuan kepada klien tentang pentingnya pemilihan material yang berkelanjutan sangatlah dibutuhkan. Termasuk memberikan informasi tentang manfaat material-material berkelanjutan, menjelaskan cara mengidentifikasi material-material yang ramah lingkungan, dan mendorong penggunaan praktik-praktik yang bertanggung jawab dalam proyek-proyek akustik.
6. Kolaborasi dengan Pihak-pihak Terkait
Konsultan akustik juga dapat bekerja sama dengan produsen material, arsitek, dan kontraktor untuk mengembangkan solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang baik, mereka dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan material-material yang lebih ramah lingkungan, serta memperkuat komitmen terhadap praktik-praktik berkelanjutan dalam industri konstruksi dan desain.
7. Peninjauan dan Evaluasi Terus-menerus
Terakhir, peran konsultan akustik penting untuk terus meninjau dan mengevaluasi pemilihan material mereka dari waktu ke waktu. Dengan memantau perkembangan teknologi dan inovasi dalam industri material, mereka dapat terus memperbaiki dan meningkatkan keberlanjutan proyek-proyek mereka.
Dengan memperhatikan poin-poin di atas, peran konsultan akustik dalam mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan dalam industri konstruksi dan desain sangat signifikan. Melalui pemilihan material yang bijaksana dan berkelanjutan, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan bagi masa depan.
Kami telah membuat buku yang membahas tentang kebisingan dan cara mengatasi kebisingan suara. Mulai dari kebisingan dari air hujan, lalu lintas, berisik langkah kaki, getaran dari rel kereta api, kebisingan pipa air dan mesin HVAC, serta kebisingan lainnya. Silakan unduh e-book “Teori & Aplikasi Akustika Bangunan” by Acourete secara GRATIS di sini.
Apabila ada permasalahan yang belum tercantum di buku ini, penjelasan yang belum cukup jelas, atau pertanyaan lain, silakan hubungi kami. Kami selalu hadir membantu sesuai landasan kami saat mendirikan perusahaan ini, yaitu selalu memberikan yang terbaik dengan semangat kerja revolusioner.
Mari kita ciptakan lingkungan dengan suara yang nyaman untuk didengar, dengan semangat revolusioner. Jika Anda memiliki masalah seputar akustik baik lingkup rumahan, industri, kantor, studio, dan lain-lain bisa hubungi kami di form yang tersedia di bawah ini ya. Salam Akustik!
Penulis: Ni’ma Rosyidah
Published: 4 Maret 2024