Pohon Peredam Suara vs. Noise Barrier: Solusi Mengurangi Kebisingan dari Luar Ruangan

Table of Contents

Dalam upaya mengurangi kebisingan dari luar bangunan, terdapat dua metode yang sering digunakan, yaitu menggunakan pohon sebagai peredam suara alami atau memasang noise barrier sebagai penghalang fisik suara (sistem peredam suara). Kedua metode tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan kondisi lingkungan. Artikel ini akan membahas secara terperinci bagaimana pohon peredam suara dan noise barrier bekerja dalam meredam suara serta efektivitas keduanya berdasarkan penelitian yang ada.

1. Pohon Peredam Suara: Solusi Alami yang Berkelanjutan

pohon peredam suara

Pohon dan vegetasi telah lama dikenal sebagai metode alami dalam mengurangi kebisingan. Beberapa faktor yang membuat pohon efektif dalam menyerap dan menyebarkan gelombang suara adalah:

Bagaimana Pohon Meredam Suara?

  1. Absorpsi Gelombang Suara
    Daun, batang, dan cabang pohon mampu menyerap gelombang suara, terutama frekuensi tinggi. Semakin lebat vegetasi, semakin efektif dalam menyerap suara.
  2. Difraksi dan Dispersi Suara
    Struktur pohon menyebabkan gelombang suara terdifraksi dan tersebar, sehingga intensitas suara yang mencapai pendengar menjadi lebih rendah.
  3. Reduksi Kecepatan Angin
    Pohon mengurangi pergerakan udara, yang dapat memperlambat perambatan suara.
  4. Efek Psikologis
    Vegetasi juga memberikan efek psikologis yang menenangkan, membuat lingkungan terasa lebih tenang meskipun tingkat kebisingan tetap ada.

Penelitian Mengenai Efektivitas Pohon dalam Meredam Suara

Berdasarkan penelitian, pohon dapat mengurangi tingkat kebisingan hingga 5-10 dB, tergantung pada jenis pohon, kepadatan vegetasi, dan jarak antara sumber kebisingan dan penerima. Efektivitasnya meningkat jika digunakan kombinasi beberapa lapisan vegetasi dengan kerapatan tinggi.

Terdapat penelitian yang membahas efektivitas pohon dan vegetasi sebagai peredam kebisingan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Lingkungan oleh Universitas Diponegoro, yang meneliti efektivitas penyerapan kebisingan oleh berbagai jenis pohon pelindung jalan di Provinsi Gorontalo. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pohon Trembesi (Samanea Saman) dapat mengurangi kebisingan sebesar 7,3 dB hingga 16 dB, sementara pohon Angsana (Pterocarpus Indicus) mengurangi kebisingan sebesar 7,2 dB hingga 13,3 dB.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Jurnal Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura meneliti efektivitas penghalang vegetasi sebagai peredam kebisingan lalu lintas di kawasan pendidikan Jalan Ahmad Yani Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas vegetasi sebagai peredam kebisingan tergolong rendah, yaitu antara 3,69% hingga 16,04%. Hal ini disebabkan oleh jenis vegetasi dengan ciri peredam kebisingan seperti daun tebal dan kaku, serta kerapatan daun yang tinggi, yang tidak ditanam secara merata sehingga penyerapan tidak maksimal.

Selain itu, penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Pertanian Universitas Banten Jaya meneliti efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh tanaman di sepanjang Jalan Raya Serang – Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pagar hidup yang cukup rimbun dan tinggi dapat dijadikan sebagai filter untuk meredam kebisingan dari lalu lintas kendaraan bermotor.

Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa pohon dan vegetasi dapat berperan dalam meredam kebisingan, meskipun efektivitasnya bervariasi tergantung pada jenis tanaman, kerapatan, dan penataan vegetasi.

Kelebihan dan Kekurangan Pohon Peredam Suara

Kelebihan: ✅ Ramah lingkungan dan berkelanjutan. ✅ Memberikan manfaat tambahan seperti kesejukan, penyerapan polutan, dan keindahan estetika. ✅ Biaya perawatan relatif rendah setelah tanaman tumbuh besar.

Kekurangan: ❌ Membutuhkan waktu lama untuk tumbuh sebelum mencapai efektivitas maksimal. ❌ Kurang efektif dalam meredam kebisingan frekuensi rendah. ❌ Efektivitasnya menurun di musim tertentu (misalnya saat pohon menggugurkan daun).

2. Noise Barrier: Solusi Fisik dengan Efektivitas Tinggi

Pohon Peredam Suara vs. Noise Barrier

Noise barrier atau dinding penghalang suara adalah struktur fisik yang dirancang khusus untuk menghalangi perambatan suara dari sumber ke penerima. Noise barrier biasanya terbuat dari bahan seperti beton, kayu, logam, atau polikarbonat, dengan tambahan bahan peredam suara.

Bagaimana Noise Barrier Meredam Suara?

  1. Refleksi Suara
    Noise barrier menghalangi dan memantulkan gelombang suara kembali ke arah sumbernya, mengurangi tingkat kebisingan di area yang dilindungi.
  2. Absorpsi Suara
    Beberapa noise barrier dilapisi material penyerap suara seperti busa peredam suara (Fiber) dan material peredam suara mass loaded vinyl (Noise Armour atau Silent Wall) untuk mengurangi pantulan suara dan meningkatkan efektivitasnya.
  3. Difraksi di Bagian Atas
    Jika suara tidak sepenuhnya terhalang, noise barrier menyebabkan difraksi pada bagian atasnya, mengurangi energi suara yang sampai ke sisi lain.

Efektivitas Noise Barrier dalam Meredam Suara

Noise barrier yang efektif dapat mengurangi tingkat kebisingan hingga 10-20 dB, tergantung pada tinggi, panjang, material, dan desainnya. Penelitian menunjukkan bahwa noise barrier dengan desain yang lebih tinggi dan tanpa celah lebih efektif dibandingkan dengan yang memiliki bukaan atau celah udara. Nilai STC jelas lebih besar dibandingkan dengan pohon, sehingga untuk kasus kebisingan bisa teredam lebih baik.

Kelebihan dan Kekurangan Noise Barrier

Kelebihan: ✅ Efektivitas tinggi dalam meredam suara, terutama frekuensi rendah. ✅ Hasil langsung setelah pemasangan tanpa perlu menunggu pertumbuhan seperti pohon. ✅ Dapat disesuaikan dengan desain arsitektur dan kebutuhan spesifik.

Kekurangan: ❌ Biaya pemasangan dan perawatan bisa tinggi. ❌ Bisa mengurangi estetika lingkungan jika tidak dirancang dengan baik. ❌ Tidak memberikan manfaat tambahan seperti kesejukan atau penyerapan polutan seperti pohon.

3. Mana yang Lebih Baik?

Mana yang lebih baik dari keduanya?

Untuk memperkuat pernyataan-pernyataan mengenai efektivitas pohon peredam suara dibanding noise barrier di dalam artikel ini, terdapat beberapa penelitian internasional yang membahas efektivitas vegetasi dan penghalang buatan (noise barrier) dalam meredam kebisingan. Salah satunya adalah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Acoustics oleh Van Renterghem dan Botteldooren (2009), yang meneliti pengaruh vegetasi pada pengurangan kebisingan lalu lintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi dengan kepadatan tinggi dapat mengurangi tingkat kebisingan hingga 10 dB, terutama pada frekuensi tinggi. Namun, untuk mencapai pengurangan yang signifikan, diperlukan lebar vegetasi yang cukup besar, yang mungkin tidak selalu praktis di lingkungan perkotaan.

Di sisi lain, penelitian yang dipublikasikan dalam Transportation Research Part D: Transport and Environment oleh Tang dan Wang (2007) membandingkan efektivitas penghalang suara tradisional dengan penghalang hijau (green noise barriers) yang menggabungkan elemen vegetasi. Studi ini menemukan bahwa penghalang hijau tidak hanya efektif dalam meredam kebisingan, tetapi juga memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan estetika dan kualitas udara.

Secara umum, penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa baik vegetasi maupun penghalang buatan memiliki keunggulan masing-masing dalam meredam kebisingan. Pemilihan antara keduanya atau kombinasi keduanya harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ruang yang tersedia, jenis kebisingan, dan tujuan estetika.

Pemilihan antara pohon peredam suara dan noise barrier tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik. Jika mempertimbangkan efektivitas murni dalam mengurangi kebisingan, noise barrier lebih unggul, terutama untuk kebisingan frekuensi rendah dan lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi, seperti di dekat jalan raya atau jalur kereta api.

Namun, jika aspek keberlanjutan, estetika, dan manfaat lingkungan lebih diutamakan, pohon menjadi pilihan yang lebih baik. Bahkan, kombinasi keduanya dapat menjadi solusi terbaik, di mana noise barrier memberikan perlindungan utama, sementara vegetasi membantu meningkatkan kualitas akustik dan memberikan manfaat tambahan.

Kesimpulan

Baik pohon peredam suara maupun noise barrier memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Noise barrier efektif dalam mengurangi kebisingan secara langsung, sementara pohon menawarkan manfaat jangka panjang yang lebih ramah lingkungan. Pemilihan terbaik bergantung pada kondisi lingkungan, anggaran, dan tujuan utama dalam mengatasi kebisingan. Kombinasi keduanya bisa menjadi solusi optimal untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan tenang.

Acourete telah membuat e-book “Teori & Aplikasi Akustika Bangunan”, termasuk di dalamnya ada rekomendasi-rekomendasi sistem insulasi suara (cara meredam kebisingan) yang tepat untuk ruangan Anda. Silakan unduh e-book-nya secara GRATIS di sini.

Apabila ada permasalahan yang belum tercantum di buku ini, penjelasan yang belum cukup jelas, atau pertanyaan lain, silakan hubungi kami. Kami selalu hadir membantu sesuai landasan kami saat mendirikan perusahaan ini, yaitu selalu memberikan yang terbaik dengan semangat kerja revolusioner.

Mari kita ciptakan lingkungan dengan suara yang nyaman untuk didengar, dengan semangat revolusioner. Jika Anda memiliki masalah seputar akustik baik lingkup rumahan, industri, kantor, studio, dan lain-lain bisa hubungi kami di form yang tersedia di bawah ini ya. Kami akan siap membantu berdiskusi dengan solusi-solusi terbaik.

Editor: Ni’ma Rosyidah

Bagikan Artikel :

Unduh Company Profile kami secara gratis disini