Apabila Anda ingin mendesain ruang akustik, pahami terlebih dahulu seperti apa ambien ruang akustik yang Anda inginkan. LIVE atau DEAD?
“Liveness” mengacu langsung pada reverberation time atau waktu dengung. Ada beragam metode pengukuran waktu dengung tetapi yang paling sering digunakan adalah Reverberation Time 60dB yang lebih dikenal dengan istilah RT60. Definisi RT60 adalah waktu (detik) yang dibutuhkan untuk suara melemah sebanyak 60dB.
Ketika berbicara tentang akustika di aula konser, tak lengkap jika kita tak bicara tentang live dan dead room. Sebutan ini merujuk pada seberapa besar waktu dengung di dalam ruangan. Lalu apakah pengertian live dan dead room?
Live room atau ruangan hidup memiliki waktu dengung yang relatif lama. Ruangan untuk pertunjukan musik yang biasanya tanpa sound system, merupakan salah satu contoh live room. Ruang akustik dengan ambien akustika yang cenderung hidup (live) adalah ruangan yang memiliki banyak bidang yang memantulkan energi (reflektor) suara sehingga panjang dengung ruangan atau reverberation time cenderung tinggi. Ilustrasi live room dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Di lain sisi, dead room atau ruangan mati merujuk pada ruangan dengan reverberation time yang singkat, seperti halnya
ruang rekaman. Ruang akustik dengan ambien suara yang cenderung mati (dead) adalah ruangan yang memiliki banyak bidang yang menyerap energi (absorber) akustika suara seperti panel akustik sehingga gaung suara di ruangan tersebut terasa mati dan tumpul. Ilustrasi dead room dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Buku mengenai Dasar-dasar Perancangan Akustika Arsitektur dapat kamu unduh secara GRATIS di sini.
Mari kita ciptakan lingkungan dengan suara yang nyaman untuk didengar, dengan semangat revolusioner. Jika Anda memiliki masalah seputar akustik baik lingkup rumahan, industri, kantor, studio, dan lain-lain bisa hubungi kami di form yang tersedia di bawah ini ya. Salam Akustik!
Penulis: Ni’ma Rosyidah